Menjadi orang tua merupakan kesempatan yang indah dan berharga yang diberikan Tuhan kepada kita. Tuhan mempercayakan anak-anak yang spesial untuk kita didik agar kelak menjadi orang yang berguna bagi banyak orang. Namun rupanya perjalanan mendidik dan mengasuh anak tidaklah mudah. Banyak tantangan yang dihadapi orangtua seperti adanya gap year antar orang tua dengan anak, juga komunikasi yang buruk serta munculnya keegoisan antar orang tua dengan anak. Apalagi jika anak kita sudah mulai memasuki masa remaja. Masa remaja merupakan masa penuh dengan gejolak karena masa transisi menuju kedewasaan. Masa remaja juga biasa disebut masa pencarian jati diri yaitu masa saat seorang anak memiliki ekspektasi dan harapan yang beragam. Penting bagi kita sebagai orang tua untuk terus mendampingi serta mengarahkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak meraih mimpinya khususnya pada masa pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 rupanya telah mengubah segalanya. Sekolah yang biasanya menjadi tempat ideal untuk belajar di bawah bimbingan langsung dari guru telah tergeser. Saat ini, anak-anak melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau biasa kita kenal dengan istilah learning from home. Sehingga layanan bimbingan guru dilakukan secara daring untuk setiap peserta didik. Hal ini membuat anak-anak dilatih untuk belajar secara mandiri, jujur dan kreatif. Perlu ada kerjasama antara sekolah dan orang tua untuk memberi perhatian lebih bagi anak-anak kita di masa yang mungkin bagi sebagian dari mereka merupakan situasi yang sulit, kurang nyaman, dan membosankan.

Di sisi lain, masa pandemi adalah masa yang tepat untuk “rekonsiliasi”, mengembalikan hubungan serta membangun kembali komunikasi yang baik antar orang tua dengan anak. Mungkin selama ini orang tua maupun anak-anak disibukkan dengan berbagai kegiatan. Sehingga hubungan antara orang tua dengan anak menjadi kurang hangat. Butuh kerendahan hati dari kita sebagai orang tua untuk memulai membangun hubungan dan komunikasi yang dekat dalam keluarga. Apabila hubungan sudah membaik dan kembali hangat maka komunikasi juga lebih mudah sehingga pada akhirnya orang tua bisa bersinergi dengan anak dalam rangka mengantarkan mereka pada jalur kesuksesan.

Berikut ini beberapa tips praktis mendampingi anak menurut Ibu Hanna Yulianik, S.Th., antara lain:

    1. Luangkan waktu untuk Quality Time bersama anak
      Ditengah kesibukan pekerjaan juga kegiatan, luangkan waktu 1-2 jam tiap harinya untuk “ngobrol santai” bersama anak. Quality Time berguna juga untuk membangun kepercayaan serta membangun hubungan yang hangat dan dekat antar orang tua dengan anak
    2. Sediakan telinga untuk mendengar dan hati untuk memahami
      Belajar untuk mendengar apa yang menjadi masalah anak. Belajar mengerti bahwa anak membutuhkan orang tua untuk selalu mendampingi dan mengarahkan (bukan memaksa anak untuk menjadi seperti apa yang dikehendaki orang tua)
    3. Selalu berikan apresiasi
      Sekecil apapun progress yang dicapai oleh anak, berikan apresiasi (misalnya: memberi ucapan terimakasih/selamat, memberikan makanan yang anak suka).

Mazmur 127 : 4
“Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.”

(Yahaziela Nawita Dirfa S.Psi.)

SMA KRISTEN PETRA 5
Jl. Jemur Andayani XVII/2
Surabaya - 60236
Telp. (031) 8436474, 8412055
Faks. (031) 8412055